Palembang Kulu Kilir
Palembang Kulu Kilir
Berita / Palembang

Miris! Kasus HIV/AIDS di Sumsel Melesat Tajam, Ada 432 Kasus Baru di Tahun 2025

Oleh admin · 24 Juli 2025 12:45 WIB
Miris! Kasus HIV/AIDS di Sumsel Melesat Tajam, Ada 432 Kasus Baru di Tahun 2025
Miris! Kasus di Sumsel Melesat Tajam, Ada 432 Kasus Baru di Tahun 2025

PALEMBANG- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) dr Hj Abla Ghanie Sp. OG mengatakan, banyaknya kasus baru penderita HIV setiap hari menunjukkan hal yang mengkhawatirkan. 

"Artinya (banyaknya kasus baru penderita HIV) sangat mengkhawatirkan, " kata Abla dikutip dari Sripoku.com.

Abla menjelaskan, jika kasus HIV ini banyak penyebabnya, sehingga penyebarannya cukup banyak di Sumsel, mulai dari sex bebas hingga penyalahgunaan narkoba. 

"HIV bisa dari hal-hal lain, misalnya kontak dengan yang lain (hubungan sex) dan sebagainya, " paparnya. 

Untuk itu perlu peningkatan kewaspadaan dari masyarakat, terutama tidak melakukan sex bebas dan penyalahgunaan narkoba. 

"Jadi hindari sex bebas lah dan sebagainya dari narkoba melalui jarum suntik, serta lainnya, " bebernya. 

Alba pun menerangkan, untuk mengantisipasi hal ini perlu kesadaran dari masyarakat sejak dini, akan bahayanya jika sudah menderita HIV, meskipun semua orang tidak menginginkannya. 

"Makanya kembali ke akhlak, mungkin dengan melakukan suatu pendidikan untuk masyarakat yang belum mengerti, " ucapnya. 

Disisi lain, pemerintah daerah juga harus bisa mengantisipasi dengan sering melakukan edukasi ke masyarakat akan bahayanya HIV

"Pemerintah daerah harusnya berperan aktif untuk edukasi, terutama dalam segi keagamaan untuk membuat karakter dan akhlak masyarakat lebih baik.

Sedangkan kami dari segi medis juga melakukan edukasi terus dengan bakti sosial seperti di Kambang Iwak akan bahayanya HIV dan sudah sering melakukannya, " bebernya. 

Edukasi ini harus sering dilakukan, agar masyarakat lebih peduli sejak awal, jangan sampai sudah terjadi baru ada penyesalan. 

"Supaya masyarakat lebih peduli dari dini, karena penyakit HIV ini sangat berbahaya. Sebenarnya kehidupan yang baik dan berakhlak sudah harus didik dari kecil untuk menghindari hal sedemikian, dan pemda juga harus terlihat aktif dari bidang keagamaan dan sebagainya, " tukas Alba.

Sebelumnya, berdasarkan data yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dari Januari sampai Juni 2025 ini ada 432 kasus baru orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang tersebar di 17 Kabupaten/Kota di Sumsel. 

"Untuk data kasus HIV/AIDS terbaru kalau ditotalkan ada 432 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Trisnawarman, Rabu (23/7/2025). 

Ia merincikan, di 2025 ada 280 untuk HIV dan 152 untuk AIDS. Lalu sebaran untuk kasus baru HIV di 17 Kabupaten/Kota yaitu 150 orang di Palembang, 19 orang di Lubuklinggau, 18 orang di Musi Banyuasin, 13 orang di Muara Enim, 13 orang di Ogan Komering Ilir,  dan 13 orang di Musi Rawas. 

Lalu 12 orang di Banyuasin, 11 orang di Lahat, 8 orang di OKU Timur, 8 orang di Prabumulih, 4 orang di Ogan Ilir, 4 orang di OKU, 3 orang di Empat Lawang, 1 orang di Pagar Alam, 1 orang di PALU dan 1 orang di Musi Rawas Utara. 

Kemudian untuk kasus baru AIDS ada 62 orang di Palembang, 14 orang di Muba, 13 orang di Lubuklinggau, 13 orang di OKU Timur, 9 orang di Muara Enim, 8 orang di Empat Lawang, 8 orang di OKI, 5 orang di Banyuasin, 5 orang di Pagar Alam, 5 orang di Prabumulih, 3 orang di OKU, 2 orang di Lahat, 2 orang di Musi Rawas, 2 orang di OKU Selatan, dan 1 orang di OI. Sedangkan di PALI dan Musi Rawas Utara tak ada kasus AIDS

"Kalau secara keseluruhan dari tahun 1995 sampai dengan Juni 2025 ada 4.219 orang terinfeksi HIV dan 3.169 orang terinfeksi AIDS jadi total 7.388 orang terinfeksi HIV/AIDS di Sumsel," katanya. 

Berdasarkan data yang ada tersebut ODHA terbanyak masih ada di kota Palembang dengan total kasus baru 212 kasus. Lalu dari 1995-2025 total ada 4.277 ODHA di Palembang. 

Jumlah penduduk di Palembang paling banyak, secara langsung juga memengaruhi Jumlah orang yang beriisko ODHA juga paling banyak. 

"Berdasarkan laporan untuk kasus baru yang dilaporkan kebanyakan karena heteroseksual dan homoseksual atau laki-laki sex laki-laki (LSL), bukan karena pekerja seksual," ungkapnya

Untuk itu menurut Trisnawarman, tidak bisa hanya dari dinas kesehatan, melainkan lintas sektor seperti dinas pendidikan, orang tua, PKK, swasta dan lain-lain harus turut serta untuk mencapai zero ODHA di 2030.

"Pesannya, orang tua harus memperhatikan pendidikan anak baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan agama anak-anak ditanamkan sejak dini, sesuai agama masing-masing dengan agama yang kuat diharapkan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.



 

#Palembang
Bagikan:

Berita Terkait